Minggu, 31 Mei 2015

Pemeriksaan Darah Rutin dan Darah Lengkap

PEMERIKSAAN DARAH RUTIN

 

Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan

  1. Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
  2. Hematokrit (Ht)
  3. Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
  4. Hitung trombosit / platelet count
  5. Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
  6. Hitung eritrosit (di beberapa instansi) 
 
Hemoglobin (Hb)

Hemoglobin atau yang sering disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari sekian banyak tolak ukur apakah anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah suatu protein yang berada di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Jadi, oksigen yang telah dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh hemoglobin di dalam darah untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot, tulang dan seluruh organ tubuh.

Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi vitamin dan mineral, ibu hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka, terkena infeksi kronis atau penyakit kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati, dan gangguan kesehatan lainnya, bisa saja terjadi penurunan kadar Hb. Raut wajah akan terlihat pucat dan kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga dan mudah lelah.

Nilai normal

* dewasa pria 13.5-18.0 gram/dL,                           *  wanita hamil 10-15 gram/dL

* wanita 12-16 gram/dL                                            * anak 11-16 gram/dL,

* baLita 9-15 gram/dL,bayi 10-17 gram/dL           * neonatus 14-27 gram/dL

  • Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
  • Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.

Hematokrit (Ht)

Hematokrit atau biasa disingkat Ht merupakan perbandingan antara proporsi volume sampel darah Anda dengan sel darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi pengukuran ini bisa dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya. Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan dengan derajat anemia yang diderita.

Nilai normal

* dewasa pria 40-54%                     * wanita 37-47%

* wanita hamil 30-46%                    * anak 31-45%, balita 35-44%

* bayi 29-54%                                   * neonatus 40-68%

Hematokrit merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar, hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.

·         Ht tinggi(meningkat) hemokonsentrasi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar, dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht >60%.

  • Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.

·         Kadar ht normal 3x nilai hb

 Leukosit (Hitung total)


Leukosit juga disebut sel darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias bening. Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil, eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.

Keadaan dimana leukosit meninggi disebut leukositosis, biasa muncul pada darah setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan lain-lain), atau setelah terkena luka bakar yang luas.

Pada saat leukemia kadar leukosit sangat tinggi, bisa mencapai 10 kali lipat dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit terlalu tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.

Kadar leukosit akan turun seiring dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika memang yang bermasalah adalah leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan memberikan pengobatan khusus untuk menurunkan kadar leukosit.

Ada juga yang disebut leukopenia. Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang dari normal. Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam tertentu, infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan tubuh. Tubuh akan lebih mudah terkena berbagai penyakit infeksi, agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.

Nilai normal 4500-10000 sel/mm3

* Neonatus 9000-30000 sel/mm3       * Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3

* Anak 10 tahun 4500-13500/mm3   * ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,

* postpartum 9700-25700 sel/mm3

Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:

  • Anemia hemolitik
  • Sirosis hati dengan nekrosis
  • Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
  • Keracunan berbagai macam zat
  • Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.

Leukosit rendah (disebut juga leukopenia) dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.



Leukosit (hitung jenis)

Darah terdiri atas komponen-komponen seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan leukosit. Leukosit sendiri terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas neutrofil batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat penyusun leukosit tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi ada pada neutrofil segmen dan limfosit, sementara persentase terendah ada pada eosinofil, basofil, dan monosit. Kadangkala persentase eosinofil lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan, dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan monosit lebih tinggi yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.

Nilai normal hitung jenis

  • Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
  • Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
  • Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
  • Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
  • Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
  • Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)

Penilaian hitung jenis tunggal jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana eosinofil sering ditemukan meningkat.

  • Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
  • Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.

Trombosit

Trombosit sering dikaitkan dengan penyakit demam berdarah atau DBD. Pada penderita DBD, terjadi penurunan kadar trombosit dalam darah secara signifikan. Trombosit yang menurun menyebabkan terjadinya pendarahan pada kulit karena trombosit berfungsi sebagai salah satu pembeku darah.

Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan DBD. Rendahnya trombosit juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi karena produksi trombosit seseorang memang sangat rendah.

Trombosit yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan darah. Oleh karena itu, pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah akan mempermudah munculnya titik-titik pendarahan pada kulit, hidung bahkan otak.

Nilai normal

*dewasa 150.000-400.000 sel/mm3                      * anak 150.000-450.000 sel/mm3.

  • Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.

·         Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan pada penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga, penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3. leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia vera (kadar sel darah merah yang sangat meninggi), penyebaran tumor ganas, penyakit-penyakit vaskuler seperti lupus (gangguan system imun atau kekebalan tubuh), setelah operasi pembedahan, perdarahan, dan pada orang yang baru berhenti mengkonsumsi alcohol.



Laju endap darah(LED)

Pemeriksaan ini ditujukan untuk melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan. Sekian cc darah akan dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada berapa millimeter pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai berapa kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung pengukuran yang diukur selama satu jam.

Laju endap darah bisa menurun akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.

Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna untuk mendeteksi adanya suatu peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas suatu penyakit.

Nilai normal

*dewasa pria <15 mm/jam pertama          * wanita <20 mm/jam pertama

*ansia pria <20 mm/jam pertama              * wanita <30-40 mm/jam pertama

*Wanita hamil 18-70 mm/jam pertama    * anak <10 mm/jam pertama

·         LED yang meninggi

dalam satu jam apabila mengalami cedera, peradangan, atau kehamilan meningkat : menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi kronis atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik. Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.

·         LED yang sangat rendah

menandakan gagal jantung dan poikilositosis, Laju endap darah bisa

menurun : akibat kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.



Hitung eritrosit

Eritrosit atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen) dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis seperti penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.

MC (mean cospuscular) adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata. Pemeriksaan ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau mean cospuscular volume digunakan untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah. MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin concentration untuk mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.

Sekali lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang diderita seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau wajah sel darah merah. Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sel darah merah.

Nilai normal

*wanita 4.0-5.5 juta sel/mm3          * pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.

*Bayi 3.8-6.1 juta sel/mm3             * anak 3.6-4.8 juta sel/mm3.

  • Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
  • Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)

·         Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :

·         MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)

·         MCV =  Hematokrit x 10

Eritrosit

·         Nilai normal = 82-92 fl

·         MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)

·         MCH = Hemoglobin x 10

Eritrosit

·         Nilai normal = 27-31 pg

·         MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)

·         MCHC = Hemoglobin x 100

Hematokrit

·         Nilai normal = 32-37 %

·         Masalah Klinis


HASIL MEMENDEK : Penyakit Hodgkin
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas       trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).

PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP

Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC) yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu penyakit infeksi.

Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
  1. Hemoglobin
  2. Hematokrit
  3. Leukosit (White Blood Cell / WBC)
  4. Trombosit (platelet)
  5. Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
  6. Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
  7. Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
  8. Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
  9. Platelet Disribution Width (PDW)
  10. Red Cell Distribution Width (RDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang diluar nilai normal biasanya dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan. Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.

Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah berwarna merah.

Dalam menentukan normal atau tidaknya kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur, walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
  • Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
  • Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
  • Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
  • Anak anak : 11-13 gram/dl
  • Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
  • Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
  • Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
  • Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi, hemokonsentrasi, dll. 

Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang sama.


Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll


Trombosit (platelet)
Trombosit merupakan bagian dari sel darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum tulang, dll.

Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah, sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi, PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif, perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti kanker dan lupus, dll

Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)  Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain : 
    MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
    MCV =  Hematokrit x 10
                Eritrosit
    Nilai normal = 82-92 fl

    MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
     MCH = Hemoglobin x 10
                     Eritrosit
     Nilai normal = 27-31 pg

    MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration) atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
      MCHC = Hemoglobin x 100
                      Hematokrit


      Nilai normal = 32-37 % 

Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR) adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku, dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid, malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
                                                            Perempuan : 0 – 20 mm/jam    


Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.  Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8% 
Platelet Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.

 

 

Jumat, 29 Mei 2015

Kanker Pita Suara


fungsi pita suara pada manusia
Antara udara dari paru-paru dan bentuk bibir Anda, pita suara adalah komponen penting dalam memproduksi bicara dan bernyanyi. Istilah medis untuk pita suara adalah “pita suara” – karena fungsi mereka untuk bernafas dan berbicara. Ketika salah satu atau kedua pita suara tidak bekerja dengan benar; bicara menjadi mendesah dan tersedak dapat terjadi.
 
Bagian dari pita suara
Pita suara terdiri dari tulang rawan dan otot ditutup dengan lapisan mukosa. Otot-otot yang 2/3 dari pita suara dan menciptakan dua lipatan dalam bentuk V.

Memproduksi Suara
Salah satu fungsi pita suara adalah menggetarkan udara yang datang dari paru-paru untuk membentuk suara. Lipatan yang disatukan dan bergetar oleh saraf laring berulang. Sebuah saraf yang berbeda bergerak setiap kali lipat vokal. Kelumpuhan pita suara terjadi ketika saraf tidak bekerja dengan benar dan lipatan tidak bisa bergerak.

mencegah Tersedak
Fungsi lain dari pita suara adalah untuk mengontrol saat menelan makanan ke dalam tenggorokan dari mulut. Ketika pita suara tidak bekerja dengan benar; tersedak dapat terjadi, karena lipatan tidak membiarkan makanan lolos: ini sering disebut sebagai imobilitas lipatan vokal.

pengendalian udara
Fungsi ketiga dari pita suara adalah untuk mengontrol jumlah udara yang dikirim ke dan dibebaskan dari paru-paru. Ketika udara yang masuk ke dalam paru-paru, otot-otot lipatan membuka dalam bentuk V. Imobilitas lipat vokal adalah ketika pita suara tidak membuka dengan benar, menyebabkan masalah napas dan berbicara tidak teratur. Unilateral Imobilitas lipat vokal adalah ketika hanya satu dari dua lipatan tidak bergerak dengan benar untuk melakukan fungsi pernapasan. Bilateral Imobilitas lipat vokal adalah ketika kedua otot lipat tidak berfungsi dengan benar.



'Kanker Pita Suara' atau yang sering diistilahkan "vocal cord cancer" adalah gangguan saraf pada kotak suara(laring) sehingga otot-otot yang menggerakkan pita suara menjadi lumpuh.Kondisi ini dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk berbicara, bahkan bernafas. Namun pada sebagian besar kasus kelumpuhan pita suara, pita suara yang terganggu hanyalah salah satu saja.Jika keduanya terganggu maka bisa dipastikan penderita akan sangat sulit bersuara, bernafas atau menelan sesuatu.
  • Suara terdengar mendesah
  • Hilangnya refleks muntah
  • Batuk-batuk tak tentu
  • Sering berdehem untuk membersihkan tenggorokan
  • Serak Nafas / Nafas berisik
  • Nada suara hilang 
  • Sering tersedak atau batuk saat menelan makanan, minuman atau air liur
  • Sering mengambil jeda untuk bernafas ketika berbicara
  • Tak mampu berbicara dengan suara kencang



Penyebab Kanker Pita Suara
 

Penyebab kanker pita suara paling umum adalah kebiasaan merokok yang tidak dapat anda hentikan, selain itu juga terdapat berbagai penyebab yang harus diperhatikan. Kanker pita suara atau kanker laring adalah keganasan pada pita suara, kotak suara atau bagian dari tenggorokan. Kanker ini biasanya menyerang perokok aktif. Pertumbuhan kanker ini pun terhitung cepat. Ditambah dengan wanita yang merokok dan menkonsumsi minuman beralkohol membuat perbandingan penderita kanker pita suara antara pria dan wanita menjadi hampir sama.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya kanker pita suara di tenggorokan atau pita suara kita tidak lain disebabkan oleh diri kita sendiri yang tidak mau merawat tubuh kita baik dalam maupun luar. Dan berikut faktor-faktor penyebabnya

1. Kebiasaan Merokok

Penyebab kanker pita suara yang paling umum adalah kebiasaan merokok yang benar-benar menjadi pemicu utama jenis kanker ini. Ini adalah hal utama dan menjadi penyakit masyarakat khususnya di Indonesia, merokok sangat merugikan bagi kesehatan tubuh kita, namun tingkat kesadaran masyarakat terhadap bahaya merokok masih kurang dikarenakan banyak yang terpengaruh pergaulan dan hanya ingin terlihat gentle man. Padahal di bungkus rokok itu sendiri sudah dituliskan tentang bahaya merokok, namun tingkat konsumsi rokok di Indonesia terus meningkat tiap tahunnya.

2. Minum Minuman Alkohol

Selain merusak saraf dan mengurangi tingkat kesadaran pikiran, alkohol juga merupakan penyebab kanker pita suara. Alkohol memang tidak baik untuk dikonsumsi, selain merugikan diri sendiri alkohol juga merugikan orang lain yang merasa terganggu dengan orang yang menkonsumsi alkohol tersebut.
Berdasarkan riset, peminum berat memiliki risiko 3 kali risiko terkena kanker pita suara ( laring ). Tidak hanya untuk peminum berat, peminum pemula yang meminum hanya 2 gelas sehari juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker laring, terutama jika dikombinasikan dengan merokok.

 3. Makanan Berbahan Kimia

Makanan juga salah satu penyebab tumbuhnya kanker pita suara, terutama makanan yang banyak mengandung bahan kimia seperti zat pewarna, makanan yang diasamkan dan banyak lagi yang lainnya. Selain itu makanan yang mengandung bahan kimia juga dapat menyebabkan kanker lambung. Sayangnya makanan yang berbahaya ini bisa beredar luas di pasaran. Makanan berbahan kimia merupakan penyebab kanker yang harus diperhatikan sedini mungkin.

 4. Infeksi Virus HPV & Epstien Barr

Virus juga merupakan faktor kanker laring, virus HPV selain menjadi penyebab kanker serviks paling utama juga dapat menyebabkan kanker pita suara. Selain HPV, Virus yang juga menyebabkan kanker laring adalah virus Epstein barr. Di Benua Afrika yang menyebabkan menyebabkan Limfoma Burkitt, sedangkan di Negara China virus ini menyebabkan kanker saluran pernapasan.

5. Riwayat Keluarga

Riwayat keluarga merupakan salah satu penyebab kanker pita suara yang tidak boleh diabaikan. Setidaknya jika anggota keluarga langsung yang terkena kanker pita suara seperti ayah, adik, dan kakak maka risiko anda terkena kanker pita suara menjadi 2x lipat.

6. Kurangnya Vitamin dan Gizi

Bagi anda yang merokok + peminum maka ada baiknya mengkonsumsi makanan yang penuh gizi dan vitamin agar tidak terkena kanker laring. Hal ini dikarenakan, kurangnya vitamin dan gizi akan meningkatkan risiko terkena kanker pita suara.

7. Ras dan Jenis Kelamin

Penelitian telah menemukan studi bahwa ras afrika lebih banyak terkena jenis kanker pita suara di bandingkan dengan orang barat. Sedangkan untuk jenis kelamin, pria lebih banyak terkena di bandingkan dengan wanita.

8. Usia

Penyebab kanker pita suara yang cukup penting adalah faktor usia yang notabanenya tidak bisa di hindari. Tipe kanker laring biasanya menyerang pada usia 50 tahun ke atas.

9. Rendahnya Sistem Imun Tubuh

Seseorang yang memiliki sistem imun yang rendah sangat rentan terkena berbagai penyakit termasuk adalah beberapa jenis kanker, termasuk salah satunya adalah kanker pita suara.

10. Paparan Zat Beracun dan Kimia

Zat beracun dan kimia sangat berbahaya untuk kesehatan tubuh, banyak jenis kanker yang disebabkan oleh zat ini. Contoh adalah debu, serbuk kayu, asbes, dan bau cat. Zat tersebut dapat membuat pita suara lebih mudah terkena iritasi yang dapat menyebabkan kelain sel pada pita suara dan menjadi kanker. Zat kimia yang dihasilkan pengasapan dari batu bara, kayu ataupun zat dari cat tembok yang terpapar pada manusia dapat meningkatkan resiko orang tersebut mengalami kanker pita suara. Paparan zat kimia berbahaya yang terjadi terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama tentu akan lebih berbahaya lagi yang tidak hanya akan menyebabkan kanker pita suara melainkan kanker atau penyakit lainnya.

11. Melakukan Diet Ketat

Ya, diet ketat yang dilakukan dapat membuat seseorang kekurangan mineral dan vitamin. Dan inilah hal yang harus diwaspadai karena kekurangan mineral dan vitamin dapat menyebabkan anda terserang kanker pita suara atau kanker laring. Faktor penyebab kanker pita suara yang satu ini juga meliputi mereka yang suka mengkonsumsi daging yang sudah diolah dengan minyak atau bumbu buatan lainnya. Pada kasus seperti ini, resiko kanker pita suara juga akan cenderung tinggi.
Untuk itu alangkah baiknya kita memperhatikan kesehatan kita terutama kesehatan tenggorokan kita dengan menghindari faktor – faktor yang menyebabkan kanker pita suara itu. Dengan melakukan pencegahan seperti menghindari rokok dan tidak menkonsunmsi minuman keras kita sudah bisa terjauh dari kanker pita suara dan bisa menyelamatkan tubuh kita dari penyakit berbahaya lainnya
Selain itu kita juga harus memperhatikan makan yang setiap hari kita konsumsi, ada baiknya kita mengurangi makan atau jajan diluar untuk mengurangi resiko memakan makanan yang mengandung banyak zat – zat kimia yang berbahaya bagi tubuh kita.
Selain menghindari penyebab kanker pita suara, kita juga harus mengetahui gejala – gejala kanker pita suara agar kita dapat mengantisipasi kanker tersebut sebelum menyebar dan semakin ganas.