PEMERIKSAAN DARAH RUTIN
Pemeriksaan darah rutin meliputi 6 jenis pemeriksaan
- Hemoglobin / Haemoglobin (Hb)
- Hematokrit (Ht)
- Leukosit: hitung leukosit (leukocyte count) dan hitung jenis (differential count)
- Hitung trombosit / platelet count
- Laju endap darah (LED) / erythrocyte sedimentation rate (ESR)
- Hitung eritrosit (di beberapa instansi)
Hemoglobin
(Hb)
Hemoglobin atau yang sering
disingkat dengan Hb merupakan salah satu dari sekian banyak tolak ukur apakah
anda terkena anemia atau tidak. Hemoglobin adalah suatu protein yang berada
di dalam darah yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen. Jadi, oksigen
yang telah dihirup dan masuk ke paru-paru nantinya akan diangkut lagi oleh
hemoglobin di dalam darah untuk didistribusikan ke otak, jantung, ginjal, otot,
tulang dan seluruh organ tubuh.
Orang-orang yang tidak pernah atau jarang mengkonsumsi
vitamin dan mineral, ibu hamil, orang yang mengalami perdarahan akibat terluka,
terkena infeksi kronis atau penyakit kronis seperti TBC, tumor, gangguan hati,
dan gangguan kesehatan lainnya, bisa saja terjadi penurunan kadar Hb. Raut
wajah akan terlihat pucat dan kuyu. Tubuh pun menjadi lemas, tidak bertenaga
dan mudah lelah.
Nilai normal
* dewasa
pria 13.5-18.0 gram/dL, * wanita hamil 10-15 gram/dL
* wanita 12-16 gram/dL *
anak 11-16 gram/dL,
* baLita 9-15 gram/dL,bayi 10-17 gram/dL * neonatus 14-27 gram/dL
- Hb rendah (<10 gram/dL) biasanya dikaitkan dengan anemia defisiensi besi. Sebab lainnya dari rendahnya Hb antara lain pendarahan berat, hemolisis, leukemia leukemik, lupus eritematosus sistemik, dan diet vegetarian ketat (vegan). Dari obat-obatan: obat antikanker, asam asetilsalisilat, rifampisin, primakuin, dan sulfonamid. Ambang bahaya adalah Hb < 5 gram/dL.
- Hb tinggi (>18 gram/dL) berkaitan dengan luka bakar, gagal jantung, COPD (bronkitis kronik dengan cor pulmonale), dehidrasi / diare, eritrositosis, polisitemia vera, dan pada penduduk pegunungan tinggi yang normal. Dari obat-obatan: metildopa dan gentamisin.
Hematokrit
(Ht)
Hematokrit atau biasa disingkat Ht
merupakan perbandingan antara proporsi volume sampel darah Anda dengan sel
darah merah (eritrosit) yang diukur dalam satuan millimeter per
desiliter dari darah keseluruhan, bias juga dinyatakan dalam persen. Jadi
pengukuran ini bisa dihubungkan dengan tingkat kekentalan darah. Semakin tinggi
presentasenya berarti semakin tinggi kekentalan darahnya, atau sebaliknya.
Bersama kadar hemoglobin, kadar hematokrit biasanya dikaitkan dengan derajat
anemia yang diderita.
Nilai normal
*
dewasa pria 40-54% *
wanita 37-47%
*
wanita hamil 30-46% * anak
31-45%, balita 35-44%
*
bayi 29-54% *
neonatus 40-68%
Hematokrit
merupakan persentase konsentrasi eritrosit dalam plasma darah. Secara kasar,
hematokrit biasanya sama dengan tiga kali hemoglobin.
·
Ht
tinggi(meningkat) hemokonsentrasi (> 55 %) dapat ditemukan pada berbagai
kasus yang menyebabkan kenaikan Hb; antara lain penyakit Addison, luka bakar,
dehidrasi / diare, diabetes melitus, dan polisitemia. Ambang bahaya adalah Ht
>60%.
- Ht rendah hemodilusi (< 30 %) dapat ditemukan pada anemia, sirosis hati, gagal jantung, perlemakan hati, hemolisis, leukemia, kehamilan,malnutrisi, pneumonia, dan overhidrasi. Ambang bahaya adalah Ht <15%.
·
Kadar ht normal 3x nilai hb
Leukosit juga disebut sel
darah putih walaupun sebenarnya tidak berwarna alias bening.
Di dalam sel darah putih terkandung unsur-unsur darah seperti basofil,
eosinofil, neutrofil, limfosit, dan monosit.
Keadaan dimana leukosit meninggi
disebut leukositosis,
biasa muncul pada darah setelah menjalani latihan olah raga yang berat, terkena
infeksi kronis (tifus, cacingan, TBC, dan lain-lain), atau setelah terkena luka
bakar yang luas.
Pada saat leukemia kadar leukosit
sangat tinggi,
bisa mencapai 10 kali lipat dibandingkan kadar normalnya. Jika kadar leukosit
terlalu tinggi, leukosit tersebut justru akan merusak leukosit lainnya, dan ini
juga akan mempengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Kadar leukosit akan turun seiring
dengan sembuhnya satu sumber penyakit. Jika memang yang bermasalah adalah
leukosit itu sendiri misalnya leukemia, dokter akan memberikan pengobatan
khusus untuk menurunkan kadar leukosit.
Ada juga yang disebut leukopenia.
Kondisi ini terjadi karena kadar leukosit anda kurang dari normal.
Leukopeni biasanya timbul akibat mengkonsumsi obat-obatan tertentu seperti
obat-obatan kanker, keracunan benzene, urethane, dan logam-logam tertentu,
infeksi kronis, anemia, dan juga faktor keturunan. Jika kadarnya terlalu
rendah, tentu akan berpengaruh pada system kekebalan tubuh. Tubuh akan lebih
mudah terkena berbagai penyakit infeksi, agranulositosis, anemia
aplastik, AIDS, infeksi atau sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue),
keracunan kimiawi, dan postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain
antiepilepsi, sulfonamid, kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi
leishmaniasis), dan beberapa antibiotik lainnya.
Nilai normal 4500-10000 sel/mm3
*
Neonatus 9000-30000 sel/mm3
* Bayi sampai balita rata-rata 5700-18000 sel/mm3
*
Anak 10 tahun 4500-13500/mm3
* ibu hamil rata-rata 6000-17000 sel/mm3,
*
postpartum 9700-25700 sel/mm3
Segala macam infeksi menyebabkan leukosit naik; baik infeksi
bakteri, virus, parasit, dan sebagainya. Kondisi lain yang dapat menyebabkan leukositosis yaitu:
- Anemia hemolitik
- Sirosis hati dengan nekrosis
- Stres emosional dan fisik (termasuk trauma dan habis berolahraga)
- Keracunan berbagai macam zat
- Obat: allopurinol, atropin sulfat, barbiturat, eritromisin, streptomisin, dan sulfonamid.
Leukosit
rendah (disebut juga leukopenia)
dapat disebabkan oleh agranulositosis, anemia aplastik, AIDS, infeksi atau
sepsis hebat, infeksi virus (misalnya dengue), keracunan kimiawi, dan
postkemoterapi. Penyebab dari segi obat antara lain antiepilepsi, sulfonamid,
kina, kloramfenikol, diuretik, arsenik (terapi leishmaniasis), dan beberapa
antibiotik lainnya.
Leukosit (hitung jenis)
Darah terdiri atas komponen-komponen
seperti eritrosit, trombosit, hemoglobin, dan leukosit. Leukosit sendiri
terdiri atas sel leukosit basofil, eusinofil, neutrofil (terdiri atas neutrofil
batang dan neutrofil segmen), monosit dan limfosit. Besarnya kadar-kadar zat
penyusun leukosit tersebut dinyatakan dalam persen. Biasanya, persentase tertinggi
ada pada neutrofil segmen dan limfosit, sementara persentase terendah
ada pada eosinofil, basofil, dan monosit. Kadangkala persentase eosinofil
lebih tinggi, misalnya pada keadaan infeksi kronis seperti cacingan, keracunan,
dan perdarahan. Bisa juga terjadi persentase limfosit dan monosit lebih tinggi
yaitu pada penyakit hati dan anemia kronis.
Nilai normal hitung jenis
- Basofil 0-1% (absolut 20-100 sel/mm3)
- Eosinofil 1-3% (absolut 50-300 sel/mm3)
- Netrofil batang 3-5% (absolut 150-500 sel/mm3)
- Netrofil segmen 50-70% (absolut 2500-7000 sel/mm3)
- Limfosit 25-35% (absolut 1750-3500 sel/mm3)
- Monosit 4-6% (absolut 200-600 sel/mm3)
Penilaian hitung jenis tunggal
jarang memberi nilai diagnostik, kecuali untuk penyakit alergi di mana
eosinofil sering ditemukan meningkat.
- Peningkatan jumlah netrofil (baik batang maupun segmen) relatif dibanding limfosit dan monosit dikenal juga dengan sebutan shift to the left. Infeksi yang disertai shift to the left biasanya merupakan infeksi bakteri dan malaria. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the left antara lain asma dan penyakit-penyakit alergi lainnya, luka bakar, anemia perniciosa, keracunan merkuri (raksa), dan polisitemia vera.
- Sedangkan peningkatan jumlah limfosit dan monosit relatif dibanding netrofil disebut shift to the right. Infeksi yang disertai shift to the rightbiasanya merupakan infeksi virus. Kondisi noninfeksi yang dapat menyebabkan shift to the right antara lain keracunan timbal, fenitoin, dan aspirin.
Trombosit
Trombosit sering dikaitkan dengan
penyakit demam berdarah atau DBD. Pada penderita DBD, terjadi penurunan kadar
trombosit dalam darah secara signifikan. Trombosit yang menurun menyebabkan
terjadinya pendarahan pada kulit karena trombosit berfungsi sebagai salah satu
pembeku darah.
Tidak semua trombosit yang rendah lantas dikaitkan dengan
DBD. Rendahnya trombosit juga bias merupakan kelainan bawaan. Hal ini terjadi
karena produksi trombosit seseorang memang sangat rendah.
Trombosit
yang rendah menimbulkan gangguan pada system pembekuan darah. Oleh karena itu,
pada penderita DBD dengan kadar trombosit rendah akan mempermudah munculnya
titik-titik pendarahan pada kulit, hidung bahkan otak.
Nilai normal
*dewasa
150.000-400.000 sel/mm3 *
anak 150.000-450.000 sel/mm3.
- Penurunan trombosit (trombositopenia) dapat ditemukan pada demam berdarah dengue (DBD), anemia, luka bakar, malaria, dan sepsis. Nilai ambang bahaya pada <30.000 sel/mm3.
·
Peningkatan trombosit (trombositosis) dapat ditemukan
pada penyakit keganasan, sirosis, polisitemia, ibu hamil, habis berolahraga,
penyakit imunologis, pemakaian kontrasepsi oral, dan penyakit jantung. Biasanya
trombositosis tidak berbahaya, kecuali jika >1.000.000 sel/mm3.
leukemia (kanker sel darah putih), polisitemia vera (kadar sel darah merah yang
sangat meninggi), penyebaran tumor ganas, penyakit-penyakit vaskuler seperti
lupus (gangguan system imun atau kekebalan tubuh), setelah operasi pembedahan,
perdarahan, dan pada orang yang baru berhenti mengkonsumsi alcohol.
Laju
endap darah(LED)
Pemeriksaan ini ditujukan untuk
melihat kecepatan darah dalam membentuk endapan. Sekian cc darah akan
dimasukkan ke dalam satu tabung pengukuran dan dinilai pada berapa millimeter
pengendapan itu muncul. Laju endap darah dilakukan untuk menilai berapa
kecepatan eritrosit atau sel darah merah bisa mengendap dalam tabung pengukuran
yang diukur selama satu jam.
Laju endap darah bisa menurun akibat
kelainan-kelainan sel darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit
dimana sel darah merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika
dilakukan pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan
menjadi sangat lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah
keseluruhan.
Pemeriksaan laju endap darah sangat berguna
untuk mendeteksi adanya suatu peradangan dan bahkan perjalanan atau aktivitas
suatu penyakit.
Nilai normal
*dewasa
pria <15 mm/jam pertama * wanita
<20 mm/jam pertama
*ansia
pria <20 mm/jam pertama * wanita
<30-40 mm/jam pertama
*Wanita
hamil 18-70 mm/jam pertama * anak
<10 mm/jam pertama
·
LED yang meninggi
dalam satu jam apabila mengalami
cedera, peradangan, atau kehamilan meningkat
: menandakan adanya infeksi atau inflamasi, penyakit imunologis, gangguan
nyeri, anemia hemolitik, dan penyakit keganasan. jika menderita infeksi kronis
atau kasus-kasus dimana peradangan menjadi kambuh, misalnya TBC atau rematik.
Adanya tumor, keracunan logam, radang ginjal maupun lever juga kadang
memberikan nilai yang tinggi untuk laju endap darah.
·
LED yang sangat rendah
menandakan gagal jantung dan
poikilositosis, Laju endap darah bisa
menurun : akibat kelainan-kelainan sel
darah merah seperti polisitemia vera yaitu suatu penyakit dimana sel darah
merah sangat banyak sehingga darah menjadi sangat kental. Jika dilakukan
pemeriksaan laju endap darah maka kecepatan timbulnya pengendapan menjadi sangat
lambat karena volume sel darah merah hamper sama dengan darah keseluruhan.
Hitung
eritrosit
Eritrosit
atau sering disebut sel darah merah, adalah bagian darah dengan komposisi
terbanyak di dalam darah. Fungsi utamanya adalah sebagai tempat
metabolisme makanan untuk dapat menghasilkan energi serta mengangkut O2 (oksigen)
dan CO2 (karbon dioksida). Pada penyakit-penyakit kronis
seperti penyakit hati, anemia, dan leukemia bias ditemui penurunan jumlah sel
darah merah. Pada pemeriksaan lanjutan, biasanya laboratorium akan melampirkan
nilai-nilai seperti MCV dan MCHC.
MC
(mean cospuscular)
adalah jenis pemeriksaan untuk menilai kadar eritrosit rata-rata. Pemeriksaan
ini biasanya dijadikan indikator untuk melihat kadar anemia seseorang. MCV atau
mean cospuscular volume digunakan
untuk mengukur indeks volume eritrosit dalam darah. MCH atau mean cospuscular haemoglobin untuk
mengukur indeks warna pada eritrosit dalam darah. Adapun MCHC atau mean cospuscular haemoglobin concentration untuk
mengukur indeks saturasi eritrosit dalam darah.
Sekali
lagi, pemeriksaan ini ditujukan untuk menegakkan penyakit anemia yang diderita
seseorang. Nilai-nilai ini menggambarkan beraneka ragam bentuk atau wajah sel
darah merah. Hal ini penting untuk mengetahui apakah ada kelainan pada sel
darah merah.
Nilai normal
*wanita
4.0-5.5 juta sel/mm3 *
pria 4.5-6.2 juta sel/mm3.
*Bayi
3.8-6.1 juta sel/mm3 * anak
3.6-4.8 juta sel/mm3.
- Peningkatan jumlah eritrosit ditemukan pada dehidrasi berat, diare, luka bakar, perdarahan berat, setelah beraktivitas berat, polisitemia, anemiasickle cell.
- Penurunan jumlah eritrosit ditemukan pada berbagai jenis anemia, kehamilan, penurunan fungsi sumsum tulang, malaria, mieloma multipel, lupus, konsumsi obat (kloramfenikol, parasetamol, metildopa, tetrasiklin, INH, asam mefenamat)
·
Indeks
Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
·
MCV (Mean Corpuscular Volume) atau
Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang
dinyatakan dengan femtoliter (fl)
·
MCV
= Hematokrit x 10
Eritrosit
·
Nilai
normal = 82-92 fl
·
MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit
Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan
pikogram (pg)
·
MCH
= Hemoglobin x 10
Eritrosit
·
Nilai
normal = 27-31 pg
·
MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration)
atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar hemoglobin
yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%) (satuan yang lebih
tepat adalah “gr/dl”)
·
MCHC
= Hemoglobin x 100
Hematokrit
·
Nilai
normal = 32-37 %
·
Masalah Klinis
HASIL
MEMENDEK : Penyakit Hodgkin
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
HASIL MEMANJANG : idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP), abnormalitas trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius, disseminated intravascular coagulation (DIC), anemia aplastik, defisiensi faktor koagulasi (V, VII, XI). Pengaruh obat : salisilat (aspirin), dekstran, mitramisin, warfarin (Coumadin), streptokinase (streptodornasi, agens fibrinolitik).
PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP
Pemeriksaan Darah Lengkap (Complete Blood Count / CBC)
yaitu suatu jenis pemeriksaaan penyaring untuk menunjang diagnosa suatu
penyakit dan atau untuk melihat bagaimana respon tubuh terhadap suatu
penyakit. Disamping itu juga pemeriksaan ini sering dilakukan untuk
melihat kemajuan atau respon terapi pada pasien yang menderita suatu
penyakit infeksi.
Pemeriksaan Darah Lengkap terdiri dari beberapa jenis parameter pemeriksaan, yaitu
- Hemoglobin
- Hematokrit
- Leukosit (White Blood Cell / WBC)
- Trombosit (platelet)
- Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
- Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC)
- Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
- Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
- Platelet Disribution Width (PDW)
Pemeriksaan Darah Lengkap biasanya
disarankan kepada setiap pasien yang datang ke suatu Rumah Sakit yang
disertai dengan suatu gejala klinis, dan jika didapatkan hasil yang
diluar nilai normal biasanya
dilakukan pemeriksaan lanjutan yang lebih spesifik terhadap gangguan
tersebut, sehingga diagnosa dan terapi yang tepat bisa segera dilakukan.
Lamanya waktu yang dibutuhkan suatu laboratorium untuk melakukan
pemeriksaan ini berkisar maksimal 2 jam.
Hemoglobin
Hemoglobin adalah molekul protein pada
sel darah merah yang berfungsi sebagai media transport oksigen dari paru
paru ke seluruh jaringan tubuh dan membawa karbondioksida dari jaringan
tubuh ke paru paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin
membuat darah berwarna merah.
Dalam menentukan normal atau tidaknya
kadar hemoglobin seseorang kita harus memperhatikan faktor umur,
walaupun hal ini berbeda-beda di tiap laboratorium klinik, yaitu :
- Bayi baru lahir : 17-22 gram/dl
- Umur 1 minggu : 15-20 gram/dl
- Umur 1 bulan : 11-15 gram/dl
- Anak anak : 11-13 gram/dl
- Lelaki dewasa : 14-18 gram/dl
- Perempuan dewasa : 12-16 gram/dl
- Lelaki tua : 12.4-14.9 gram/dl
- Perempuan tua : 11.7-13.8 gram/dl
Kadar hemoglobin dalam darah yang rendah
dikenal dengan istilah anemia. Ada banyak penyebab anemia diantaranya
yang paling sering adalah perdarahan, kurang gizi, gangguan sumsum
tulang, pengobatan kemoterapi dan penyakit sistemik (kanker, lupus,dll).
Sedangkan kadar hemoglobin yang tinggi
dapat dijumpai pada orang yang tinggal di daerah dataran tinggi dan
perokok. Beberapa penyakit seperti radang paru paru, tumor, preeklampsi,
hemokonsentrasi, dll.
Hematokrit
Hematokrit merupakan ukuran yang
menentukan banyaknya jumlah sel darah merah dalam 100 ml darah yang
dinyatakan dalam persent (%). Nilai normal hematokrit untuk pria
berkisar 40,7% - 50,3% sedangkan untuk wanita berkisar 36,1% - 44,3%.
Seperti telah ditulis di atas, bahwa
kadar hemoglobin berbanding lurus dengan kadar hematokrit, sehingga
peningkatan dan penurunan hematokrit terjadi pada penyakit-penyakit yang
sama.
Leukosit (White Blood Cell / WBC)
Leukosit merupakan komponen darah yang
berperanan dalam memerangi infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri,
ataupun proses metabolik toksin, dll.
Nilai normal leukosit berkisar 4.000 - 10.000 sel/ul darah.
Penurunan kadar leukosit bisa ditemukan
pada kasus penyakit akibat infeksi virus, penyakit sumsum tulang, dll,
sedangkan peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi bakteri,
penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut, leukemia, gagal ginjal, dll
Trombosit merupakan bagian dari sel
darah yang berfungsi membantu dalam proses pembekuan darah dan menjaga
integritas vaskuler. Beberapa kelainan dalam morfologi trombosit antara
lain giant platelet (trombosit besar) dan platelet clumping (trombosit
bergerombol).
Nilai normal trombosit berkisar antara 150.000 - 400.000 sel/ul darah.
Trombosit yang tinggi disebut
trombositosis dan sebagian orang biasanya tidak ada keluhan. Trombosit
yang rendah disebut trombositopenia, ini bisa ditemukan pada kasus demam
berdarah (DBD), Idiopatik Trombositopenia Purpura (ITP), supresi sumsum
tulang, dll.
Eritrosit (Red Blood Cell / RBC)
Eritrosit atau sel darah merah
merupakan komponen darah yang paling banyak, dan berfungsi sebagai
pengangkut / pembawa oksigen dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
tubuh dan membawa kardondioksida dari seluruh tubuh ke paru-paru.Nilai
normal eritrosit pada pria berkisar 4,7 juta - 6,1 juta sel/ul darah,
sedangkan pada wanita berkisar 4,2 juta - 5,4 juta sel/ul
darah.Eritrosit yang tinggi bisa ditemukan pada kasus hemokonsentrasi,
PPOK (penyakit paru obstruksif kronik), gagal jantung kongestif,
perokok, preeklamsi, dll, sedangkan eritrosit yang rendah bisa
ditemukan pada anemia, leukemia, hipertiroid, penyakit sistemik seperti
kanker dan lupus, dll
Indeks Eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Biasanya digunakan untuk membantu mendiagnosis penyebab anemia (Suatu kondisi di mana ada terlalu sedikit sel darah merah). Indeks/nilai yang biasanya dipakai antara lain :
- MCV (Mean Corpuscular Volume) atau Volume Eritrosit Rata-rata (VER), yaitu volume rata-rata sebuah eritrosit yang dinyatakan dengan femtoliter (fl)
MCV = Hematokrit x 10
Eritrosit
Nilai normal = 82-92 fl
- MCH (Mean Corpuscular Hemoglobin) atau Hemoglobin Eritrosit Rata-Rata (HER), yaitu banyaknya hemoglobin per eritrosit disebut dengan pikogram (pg)
MCH = Hemoglobin x 10
Eritrosit
Nilai normal = 27-31 pg
- MCHC (Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration)
atau Konsentrasi Hemoglobin Eritrosit Rata-rata (KHER), yaitu kadar
hemoglobin yang didapt per eritrosit, dinyatakan dengan persen (%)
(satuan yang lebih tepat adalah “gr/dl”)
MCHC = Hemoglobin x 100
Hematokrit
Nilai normal = 32-37 %
Laju Endap Darah
Laju Endap Darah atau Erithrocyte Sedimentation Rate (ESR)
adalah kecepatan sedimentasi eritrosit dalam darah yang belum membeku,
dengan satuan mm/jam. LED merupakan uji yang tidak spesifik. LED
dijumpai meningkat selama proses inflamasi akut, infeksi akut dan
kronis, kerusakan jaringan (nekrosis), penyakit kolagen, rheumatoid,
malignansi, dan kondisi stress fisiologis (misalnya kehamilan).
International Commitee for Standardization in Hematology (ICSH) merekomendasikan
untuk menggunakan metode Westergreen dalam pemeriksaan LED, hal ini
dikarenakan panjang pipet Westergreen bisa dua kali panjang pipet
Wintrobe sehingga hasil LED yang sangat tinggi masih terdeteksi.
Nilai normal LED pada metode Westergreen : Laki-laki : 0 – 15 mm/jam
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Platelet Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Perempuan : 0 – 20 mm/jam
Hitung Jenis Leukosit (Diff Count)
Hitung jenis leukosit digunakan untuk
mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima jenis
leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam
melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit,
eosinofil, dan basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan
informasi yang lebih spesifik mengenai infeksi dan proses penyakit.
Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif dari
masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari
masing-masing jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah
leukosit total dan hasilnya dinyatakan dalam sel/μl.
Nilai normal : Eosinofil 1-3%, Netrofil 55-70%, Limfosit 20-40%, Monosit 2-8%
Platelet Disribution Width (PDW) PDW merupakan koefisien variasi ukuran trombosit. Kadar PDW tinggi dapat ditemukan pada sickle cell disease dan trombositosis, sedangkan kadar PDW yang rendah dapat menunjukan trombosit yang mempunyai ukuran yang kecil.
Red Cell Distribution Width (RDW)RDW
merupakan koefisien variasi dari volume eritrosit. RDW yang tinggi
dapat mengindikasikan ukuran eritrosit yang heterogen, dan biasanya
ditemukan pada anemia defisiensi besi, defisiensi asam folat dan
defisiensi vitamin B12, sedangkan jika didapat hasil RDW yang rendah
dapat menunjukan eritrosit yang mempunyai ukuran variasi yang kecil.









Tidak ada komentar:
Posting Komentar